BUMI Gaza seolah mati harapan menunggu perdamaian. Kemarin, negara tetangga mereka Israel, menyiapkan barisan darat menyerang sekitar 150 tempat diyakini markas Hamas, kelompok militan Palestina menjadi musuh utama Negeri Bintang Daud itu. Mereka tampak tak peduli berapa banyak darah dan nyawa warga tak berdosa, menjadi korban sebab rentetan serangan udara masif menyerang tanpa ampun.
Konflik Hamas dan Israel secara dramatis mengalami eskalasi mengerikan. Puluhan warga sipil telah tewas. Rumah-rumah penduduk Gaza jadi puing kembali. Mereka hanya bisa mengusahakan agar diri selamat dari gempuran Negeri Zionis.
Ketakutan tak hanya melanda warga Gaza. Serangan roket Israel yang tumpah ke sana dibalas oleh pasukan Hamas dengan gigih. Roket mereka bahkan mampu mencapai Ibu Kota Tel Aviv, wilayah dengan penduduk paling padat di Israel. Sirene peringatan meraung menandakan negara itu terancam oleh pembalasan Hamas. "Mereka akan membayar harga atas perlakuannya pada rakyat Palestina," ujar Hamas menembakkan puluhan mortir mereka ke Tel Aviv.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pun bersiaga. Mereka kembali membalas serangan Hamas dan jelas ini tak akan ada habisnya, jika pemerintahan masing-masing ogah gencatan senjata. Padahal Hamas beberapa waktu lalu sepakat untuk menahan diri demi tercapainya perdamaian dengan Israel, namun IDF mendesak pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu segera mengambil tindakan. Intifada ketiga benar-benar pecah, lantaran emosional pasukan Zionis yang tak terbendung, mengacaukan segala usaha baik tengah dibangun oleh kedua wilayah, seperti dilansir stasiun televisi CNN, 8 Juli.
Gaza semakin terdesak. Kabinet dan parlemen Israel telah menyerukan 40 ribu tentaranya bersiaga, dan kini 10 ribu telah ada di muka pertempuran. Komandan pasukan Zionis Letnan Kolonel Peter Lerner, yang juga memimpin serangan ke Gaza pada 2012, kembali memegang eksekusi penyerangan. Adalah tradisi Hamas mengaku bertanggung jawab atas penyerbuan mereka ke wilayah Israel lewat perairan Zikim. Tentara Bintang Daud pun segera memuntahkan peluru pada anggota Hamas, dan sekitar empat orang gugur dalam baku tembak dengan Israel.
Serangan udara Israel yang tak henti juga telah menewaskan pemimpin Brigade Izzudin, salah satu sayap Hamas yakni Muhammad Sha'aban. Pejuang Hamas juga mendapat dukungan dari warga. Banyak dari mereka merebah di atap rumah markas Hamas, dan menjadi perisai manusia atas serangan udara Zionis dengan harapan mereka tak meroket warga sipil. Namun usaha mereka sia-sia. Israel tetap membombardir Gaza.
"Kami menyerukan warga Gaza agar tidak mendukung Hamas, dan menjadi perisai bagi mereka. Siapa pun yang memberikan rumahnya sebagai pelindung anggota Hamas, dan persenjataan mereka telah menentukan risiko hidupnya sendiri," ujar militer Israel yang mengumumkan lewat selebaran dijatuhkan dari udara.
Dalam selebaran itu juga ada nomor telepon bisa dihubungi warga Gaza yang ingin berpartisipasi melaporkan kegiatan dan markas pejuang Hamas pada IDF.
Serangan Israel menjadi bukti keengganan mereka membangun perdamaian dengan Palestina. Atas kelakuan ini, bahkan Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas pun mengutuk keras Negeri Bintang Daud itu dan menyerukan agar bangsa-bangsa Arab turun tangan pada kekejian Israel, dan mereka harus diseret ke pengadilan internasional sebab kejahatan kemanusiaan.
Dan, doa-doa pun mengalir untuk Gaza dari dunia. Semoga Tuhan bersama mereka. (merdeka)
Post a Comment